Pendanaan startup Fintech “Danacita” mendorong ekspansi melalui kemitraan dengan lembaga pendidikan

Platform fintech pembiayaan pendidikan Danacita terus memperluas kemitraan strategisnya dengan lembaga pendidikan formal dan nonformal. Hingga saat ini, sekitar 130 mitra institusional telah bergabung dengan platform tersebut.

Kepada DailySocial.id, Direktur Danacita Alfonsus Wibowo mengungkapkan model bisnis mereka masih sama, yakni dalam bentuk fintech P2P lending. Tercatat universitas-universitas besar telah bergabung, seperti Universitas Tarumanagara (UNTAR), President University (PU), Institut Teknologi PLN (IT PLN) dan sejumlah lainnya.

Sementara itu, lembaga nonformal seperti tempat kursus coding yang memastikan lulusannya aktif dan berjalan juga telah bermitra dengan Danacita. Diantaranya adalah Hactiv8, Binar Academy, CourseNet, Co-Learn dan Purwadhika.

“Jumlah mitra kelembagaan formal dan nonformal cukup berimbang. Karena profil untuk mahasiswa nonformal tidak banyak, ukuran tiketnya cukup besar,” kata Alfonsus.
Sejalan dengan bisnis inti

Masih sejalan dengan misinya untuk memudahkan semua orang mendapatkan biaya pendidikan, Danacita masih ragu untuk menambahkan produk dan layanan baru ke platform mereka. Ada beberapa tawaran dari pihak universitas untuk membiayai kebutuhan mahasiswa seperti laptop dan lain sebagainya.

Sebelumnya, Dana Cita juga merupakan perusahaan fintech yang secara strategis bermitra dengan Gojek untuk mendukung pendanaan di ekosistemnya bersama dengan Findaya (pendukung Gopay Paylater) dan Aktivaku.

Pandemi juga tidak mengurangi minat calon mahasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya debitur yang mengajukan pembiayaan. Sebut saja pemberi pinjaman atau lender yang tergabung dalam Danacita, saat ini kebanyakan dari institusi.

“Dengan opsi pembayaran yang kami tawarkan, konsepnya secara umum lebih menarik bagi institusi. Itu yang membedakan kami dari platform P2P lainnya,” kata Alfonsus.

Jangka waktu pinjaman yang diberikan oleh Danacita berkisar antara 6 hingga 24 bulan dengan biaya platform mulai dari 0% hingga 1,75% ditambah biaya persetujuan sebesar 3% dari total dana. Konsep bisnis yang diusung Dana Cita adalah “Belajar Sekarang, Bayar Nanti” dan memungkinkan siswa atau orang tua untuk mengajukan pinjaman keuangan siswa dari lembaga formal. Platform membayar dana pinjaman langsung ke lembaga terkait.

Ada beberapa startup pendanaan untuk pendidikan di Indonesia. Selain Dana Cita ada DANAdidik, Pintek, KoinWorks dan EiduPay.
Mulai ekstensi

Danacita sendiri merupakan salah satu dari sedikit perusahaan financial technology yang fokus mendanai pendidikan di Indonesia yang juga memiliki izin dan regulasi dari OJK. Saat ini, Danacita telah menyalurkan dana kepada lebih dari 14.000 siswa di Indonesia dengan total dana lebih dari Rs. 140 miliar.

ErudiFi, induk perusahaan Danacita, telah mengantongi $5 juta atau setara dengan Rp70,5 miliar dalam pendanaan Seri A pada tahun 2021. Setelah menerima dana segar, Danacita meluncurkan strateginya yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah kemitraan dengan lembaga pendidikan.

Saat ditanya apakah perusahaan memiliki rencana penggalangan dana untuk tahap selanjutnya karena saat ini belum ada rencana penggalangan dana. Namun tidak menutup kemungkinan jika ada investor yang memiliki visi dan misi yang sama dengan perusahaan, penggalangan dana bisa dilakukan.

Selain Jabodetabek, Danacita saat ini juga telah merambah ke Yogyakarta dan menjalin kerjasama dengan beberapa kampus di Jawa Tengah. Selain itu, mereka telah memperluas kehadirannya di Jawa Timur, Bali hingga Makassar.

“Sejak tahun 2018, Danacita telah dipercaya menjadi bagian dari perjalanan puluhan ribu mahasiswa dan profesional di Indonesia untuk meraih impian masa depan mereka. Kami terus konsisten membangun kerjasama dengan institusi pendidikan, baik formal maupun nonformal, dengan mengutamakan pendanaan berbasis teknologi yang terjangkau,” kata Alfonsus.

Sumber :